April 29, 2016

She believed she can so she did.

29 April 2016. Tanggal yang penuh makna buatku. Tanggal di mana untuk pertama kalinya aku melakukan sesuatu dan untuk terakhir kalinya pula melakukan sesuatu.

In fact, tinggal di Manchester membuat aku banyak mencoba hal-hal baru dan melakukan berbagai aktivitas untuk pertama kalinya dalam hidup. For the first time in forever. Dari mulai memasak berbagai masakan Indonesia yang mau ngga mau harus dibikin sendiri karena ngga ada yang jual (ayam kecap, cilok, bakso, bubur ayam, siomay, dan lain-lain), ikutan fashion show which is what i have been wanting to do for a long time, pengalaman pertama hujan es, jualan masakan sendiri, belanja tanpa plastic bag, road trip sama teman-teman, my very first Pecha Kucha which I enjoyed so much, nge-MC, nari saman di atas panggung, working with client, ngajar ngaji anak-anak, stayed in library for the whole night, dan masih banyak lagi….. I didn’t know why i took quite lot of opportunities and responsibilities. Perhaps it’s because I’m afraid that it was the only chance I got.

It’s the first of May now. Dan 29 April kemarin adalah hari terakhir perkuliahan. No more classes, no more presentations, no more workshops. Only assignments and dissertation left. Acara Indonesian Cultural Festival yang persiapannya dimulai sejak awal tahun pun diselenggarakan di tanggal yang sama. Kegiatan latihan, urus ini-itu, dan nugas yang membuat hari-hariku ‘penuh’ akhirnya berakhir. But I enjoyed those moments the most and I was definitely happy.

From now on, there’s no more evening practice, no more interaction in the class with friends. We may barely meet each other. So, at April 29th 2016, I was both happy and sad. I was fully satisfied but also felt like something is missing.

Semuanya belum berakhir, i know. Aku masih punya sekitar 4 bulan lagi untuk belajar lebih banyak, untuk menumpuk semakin banyak pengalaman ‘for the first time in forever’, untuk menjalani hari-hari di Manchester dengan penuh makna sebelum akhirnya kembali pulang. It went so fast, didn’t it?

I personally a bit worried of how my marks are going to be this semester 😀 But, pada akhirnya, kuliah ke Manchester bukan sekedar kuliah dan mencari ilmu akademis. Itu bukan satu-satunya ukuran sukses. Nyatanya, aku mendapat lebih banyak dari itu, pengalaman, persahabatan, cerita, dan pelajaran tentang hidup. Kalau kata Einstein, try not to be man of success but rather try to be a man of value. Semoga dengan ilmu akademis dan pelajaran berharga lainnya yang aku dapat selama tinggal di Manchester, aku bisa memberi value untuk banyak orang di sekitarku.

Salam hangat dari Manchester (yang hari ini cukup hangat)

♥ Atiqah Zulfa Nadia

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s