Ramadhan Mubarak!
Bulan suci ramadhan selalu jadi momen berkesan buatku. Selain keutamaannya di antara bulan-bulan lain, juga karena biasanya momen bulan puasa dijadikan ajang reuni ketemu temen-temen lewat acara buka puasa bareng. Sadly, tahun ini aku full melewatkan semua acara bukber di Jakarta karena aku insya Allah full sebulan penuh akan puasa di Manchester. Another first for me, sebelumnya aku pernah beberapa minggu puasa di Thailand but i came home afterwards dan berhasil membuat semua acara bukber digeser jadi setelah aku balik ke Jakarta (hehehehe).
Sooo, now I’m going to share the fun facts of Ramadhan in UK (particularly in Manchester)
Puasa 19 jam
Mungkin udah banyak yang tau yaa kalau puasa di UK durasinya sekitar 19 jam (subuh jam 3 dan magrib kira-kira jam 9.30) karena bertepatan dengan summer yang daylight-nya super panjang. Biasanya kalau di Jakarta cuma 14 jam, sekarang harus ditambah 5 jam lagi. Laper dan haus? Well, we do know godaan puasa itu bukan lapar dan haus (at least not for me), rasa lapar dan haus bisa banget ditolerir and it’s actually not that bad, you know. Yang aku rasain lebih ke bosen dan ngantuk nungguin magrib. Biasanya sekitar jam 8 tuh udah masa-masa penantian masuk waktu magrib, momen kritis dimana waktu terasa berjalan begitu lama hehehe
Bablas ngga tidur sampai subuh
Nah berhubung hanya ada waktu sekitar 5 jam untuk makan dan minum, aku memilih untuk stay awake dari sejak buka hingga sahur lagi (ngantuknya pol sih..). Soalnya aku termasuk yang harus sahur dengan proper, cukup makanannya dan minumannya. Biasanya aku ngemil dan ngopi di sela-sela taraweh supaya makannya sedikit-sedikit tapi sering, dibanding yang langsung sekaligus banyak. To be honest aku beberapa kali ketiduran sih sekitar satu jam gitu.. dan sempat satu kali ketiduran sampai jam 4 pagi, akhirnya hari itu puasa tanpa sahur. I won’t let this happen again, ever. Kapok. Awalnya aku panik sih, karena hari itu harus wara wiri ngurus konsumsi pengajian dan aku pernah dua kali hampir pingsan waktu puasa di Jakarta karena sahurnya ngga proper. Tapi alhamdulillah hari itu puasaku lancar π emang kalau udah niat dan dijalani dengan sungguh-sungguh tuh insya Allah akan tercapai segala niatan kita..
Godaan shirtless men
Give them a bit of sunshine, they will show you their skin. Kalau cuaca lagi terik, bajunya orang-orang di sini udah ngga jelas banget.. Summer style, dimana kayaknya salah satu style musim panas adalah shirtless. Nongkrong di taman shirtless, naik bus shirtless, sepedaan shirtless, dan lain-lain. For me, it’s not like they are arousing, tapi lebih ke “men itu aurat lo jangan diumbar dong“. I bet cowok-cowok pasti lebih berat lagi sih godaannya.
Waktu solat beda-beda
Selama di Manchester, aku mengandalkan aplikasi MuslimPro untuk jadwal solat sehari-hari. Tapi percayalah, jadwalnya sadis banget untuk puasa kali ini. Azan subuh jam 2.30 dan magribnya 9.45. Aku akhirnya ikutan jadwal solat yang diterbitkan oleh sebuah masjid di sekitar rumahku. Ternyata, ada banyak jadwal sejenis yang diterbitkan oleh masjid lain dan waktunya beda-beda. Dan perbedaannya ngga sepele satu dua menit, kadang bisa sampai 15 menit. Entah yang mana yang harus dipercaya but anyway aku ikut satu jadwal dan refer to jadwal itu terus.
Waktu mulai puasa beda-beda
Selain jadwal solat yang beda-beda, mulainya puasa pun beda-beda juga. Berhubung ngga ada menteri agama di sini, jadi keputusannya ngga ada di satu pihak. Well, ini terjadi juga sih yaa di Indonesia terkadang (hampir tiap tahun deeng). Menariknya, konon kita disuruh ikut sama masjid terdekat aja kapan mulainya. Aku kebetulan sih sesuai keyakinan aja dan barengin sama orang Indonesia lain di sini.
Rame di toko halal sehari sebelum Ramadan dimulai
Kirain ngga bakal kerasa suasana ramadan sama sekali di Manchester. Ternyata kerasa dikit! Yaitu di salah satu supermarket halal yang rame bangeeet waktu sehari sebelum puasa. Bener-bener kayak di Indonesia. I was just lucky to be there, jadi bisa ngerasain hawa-hawa dan spirit bulan puasa.
Nah itu semua adalah fakta-fakta (yang semoga) menarik dari berpuasa di Manchester. Sekarang aku mau share dikit menu sahur dan berbuka sehari-hari selama di sini.
Tepat setelah azan magrib berkumandang (walaupun di sini ngga berkumandang sih, cukup liat jam aja) aku minum teh manis hangat dan makan dua gorengan mini. Teh manisnya aku sengaja banget beli teh melati-nya Indonesia supaya makin nikmat. Sedangkan aku emang selalu berbuka dengan gorengan dari semenjak di Jakarta dan di sini aku nyetok vegetable spring roll dan meat samosa untuk selama bulan Ramadan. Setelah itu aku solat magrib dan makan besar. Menunya nasi, lauk, dan sayur. Standar aja sih, seperti menu yang aku masak biasanya di sini. Selanjutnya aku menghabiskan waktu dengan melakukan berbagai macam kegiatan sampai subuh, diselingi dengan minum air putih yang banyak dan makan snack. Snack-nya either wafer atau cake. Sekitar jam 12 aku biasanya minum kopi (soalnya ini masa-masa ngantuk luar biasa). Aku mulai makan sahur jam 1.30, menunya tergantung kondisi perut. Kalau laper, aku makan nasi. Tapi kalau tanggung, aku biasanya makan oatmeal dan cake. Nah sahurku ditutup dengan makan kurma plus minum air putih yang banyak (teteup). Alhamdulillah bikin kuat berpuasa 19 jam lamanya dan ngga lemes sama sekali. Laper? Ya kadang laper, tapi ngga sampe laper banget yang harus batalin puasa π
That’s basically my story, semoga kita semua dimana pun berada bisa menjalani bulan suci dengan lancar dan selalu sehat ya!
β₯ Atiqah Zulfa Nadia