When you realize you want to spend the rest of your life with somebody, you want the rest of your life to start as soon as possible.
Quote dari film When Harry Met Sally itu rasanya relate banget dengan apa yang aku rasakan di minggu-minggu menuju hari pernikahan. Setiap ditanya orang “udah deg-degan belum?”, pasti jawabnya “belum nih..” karena emang ngga nervous sama sekali. Aku lebih deg-degan ketika mau naik wahana flying dinosaur di USJ daripada waktu mau nikah kemarin. Yang aku rasakan justru excited, mau cepet-cepet tanggal 16 Februari. Persis dengan quote di atas, deh.
Akhirnya perjalanan Atiqah Finding the One selesai juga.. bener aja, Tuhan rencananya selalu terbaik. Semua yang kita harapkan, jadi kenyataan dan dikabulkan di waktu yang tepat. I used to dream of getting married at 23. Ternyata menikahnya umur 25 tahun. Alhamdulillah tetep bahagia. It’s a long journey untuk bisa ketemu Jihan dan akhirnya sama-sama memutuskan untuk menikah. Gabungan dari berbagai kejadian kecil, yang disengaja maupun tidak, akhirnya berujung di sini. Siapa yang nyangka? Begitu kali ya, yang namanya takdir.
Kalau ditanya bagaimana rasanya finally found the one, aku akan jawab excited. Soalnya, ketika kita dengan sadar memilih seseorang untuk hidup bersama, pasti karena ada visi hidup, cara pandang, dan cita-cita yang sejalan. Jadi aku excited banget untuk bisa banyak melakukan berbagai hal berdua, pursuing dreams, banyak diskusi, dan semoga dengan berdua ini jadi semakin banyak manfaat yang aku dan Jihan bisa berikan di dunia. Jihan selalu bilang, dengan menikah, bukan 1+1 = 2, tapi harus bisa jadi lebih dari itu.
After all, menikah itu sama halnya dengan milestones hidup yang lain. Life goes on.. dan sama halnya dengan hidup seperti biasanya, akan ada susah-senang, sedih-gembiranya. It’s not an instant happily ever after (meskipun aku fans disney fairy tales garis keras). Justru malah kadang nervous-nya di sini, menghadapi ketidakpastian masa depan ya pasti bikin insecure. Tapi, the airplane I used to fly on my own sekarang ada co-pilot-nya. Jadi bisa pilih destinasi bersama, bisa overcome turbulence berdua, bisa diskusi untuk ambil keputusan, bisa saling gantian in charge, dan lain-lain.
At this point of time, untuk diriku sendiri, i think two is better than one
Love,
Atiqah Zulfa Nadia