Kalau lagi di luar rumah, misalnya lagi jalan-jalan, anakku memang cenderung lebih nempel sama bapaknya. Kami memang membagi role-nya demikian, bapak pegang anak dan ibu mengurus barang-barang supaya ringkes dan ngga ada yang ketinggalan. Seringnya juga anak digendong sama bapak yang lebih strong, terutama kalau lagi jalan-jalan di alam. Sejak hamil lagi, semakin jarang aku yang pegang karena dia makin lincah dan lari terus kemana-mana.
Jadi beberapa kali sempet dikomen “wah anaknya deket banget ya sama bapaknya”.. terus bapaknya agak keki harus respon apa. Mungkin takut ngga enak sama ibunya (?) Karena orang mikir anaknya lebih dekat sama bapak. But honestly, aku biasa aja dan malah cenderung seneng. Alasan pertama ya pasti karena aku yang sehari-hari bersama anak, tau juga ada momen-momen dia lebih lengket sama aku. Jadi ngga ada istilahnya saingan antara anak lebih sayang ibu atau lebih sayang bapak. Alasan kedua karena sekarang ini kita banyak diingetin tentang pentingnya peran ayah dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Jadi kalau anak dekat dengan bapaknya tanpa butuh effort, ya seneng dong. Mudah-mudahan banyak manfaatnya untuk dia kelak.
Mungkin masih kurang common ya, bapak-bapak yang sangat dekat dengan anak. Atau kita sudah terlalu lama berada pada pandangan anak lengket sama ibu, bapak kerja cari uang. Yang mana sekarang semua udah berubah dan terkadang masih terasa ‘asing’. Tapi buat yang udah paham, justru ini hal baik.
Sekarang ini sudah mulai banyak orang yang paham dan mempraktekkan. Terutama ya di keluarga-keluarga muda yang cukup terekspos dengan edukasi parenting. Terus gimana kalau ayahnya nun jauh di sana? It might be more challenging, tapi bukan berarti mustahil. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail pun sempat terpisah cukup lama tapi mereka tetap sangat dekat. So again, maybe it’s about sincerity, quality instead of quantity and distance? Semoga ke depan makin banyak lagi bapak-bapak yang terlibat dalam pengasuhan anak yah!
❤️ Atiqah Zulfa Nadia