Life in Constant Changes

Selamat pagi dari negara empat musim 🙂

Ini pertama kalinya aku tinggal di negara empat musim dan merasakan keempat musimnya dalam satu tahun. Aku datang di bulan September saat mau memasuki musim gugur dan di bulan yang sama juga nantinya aku (insya Allah) akan pulang. Jadi, musim gugur, salju (dingin), semi, dan panas akan aku lalui semuanya. Pergantian musim bukan cuma soal temperatur yang perlahan drop atau sedikit demi sedikit naik, bukan juga cuma tentang daun-daun berubah coklat, gugur, berbunga, kemudian hijau segar lagi. Tapi juga tentang matahari yang stay lebih lama atau lebih singkat di langit Manchester.

IMG_6095
Daun yang mulai berubah warna memasuki musim gugur

Aku sekarang sedang dalam masa adaptasi dari jadwal matahari normal (maksudnya normal adalah mirip-mirip dengan di Indonesia, terang dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore) ke jadwal matahari saat summer. Langit mulai berubah terang sekitar jam 4.30 pagi dan akan gelap jam 9 lewat di malam hari.

Waktu winter kemarin, langit terang sekitar jam 8 pagi dan gelap lagi jam 4 sore. Most people said it was depressing. Matahari punya peran penting ternyata dalam keseharian dan mood kita. I remember the gloomy days in here, ketika hujan engga tapi matahari juga sembunyi, I felt less energetic than when there’s sun. So, I basically finish everything at 6 during winter. Jam 5 sore pun rasanya udah laper banget dan harus makan malam. Setelah solat isya sekitar jam 6, I had nothing to do. Ada sih, belajar, karena waktu itu lagi musim ujian. But I did not go outside after 6, or rarely.

So it’s totally the other way around now. Kadang aku baru memulai aktivitas setelah jam 6 sore, dimana masih terang banget. Dan entah kenapa jadi ngga bisa ngantuk sebelum jam 11 atau 12 malam. So I stayed up till very late – or even till the next morning. Tapi, aku harus bangun lagi jam setengah 4 pagi untuk solat subuh (and it will get earlier on June). Kemarin temanku iseng ngecek puncak jadwal puasa terlama di sini, which is dari jam 2.35 sampai jam 9.40. We might not sleep at all at night, karena kalau dihitung-hitung selesai taraweh sekitar jam 12 lalu jam 2 harus sahur lagi.

Hidup di negara empat musim, banyak hal selalu berubah dalam siklus yang sama (atau seengganya mirip). It’s fun to have 4 seasons, tapi aku ngga kebayang sih kalau setiap tahun, per tiga bulannya aku harus menyesuaikan banyak hal. Terutama masalah waktu. Pas winter, waktu rasanya sempit banget sedangkan pas summer sebaliknya. Kadang itu mempengaruhi mindset juga, that I still have more time (padahal satu hari ya cuma 24 jam aja, ngga ada yang berubah).

Constant change yang aku alami di sini, membuat aku belajar beradaptasi dengan cepat dan lebih disiplin masalah waktu. Dan anyway, aku bersyukur banget karena waktu solat itu jadi salah satu hal yang membantu proses mendisiplinkan diri. Apalagi masalah kapan harus bangun pagi.

So, I think, tinggal di Indonesia lebih enak. As we all are spoiled by how stable the weather is. Suhu yang mirip-mirip sepanjang tahun, matahari yang selalu stay dalam durasi yang sama sepanjang tahun, angin yang ngga bikin susah jalan, dan lain-lain. Hidup jadi stabil banget juga karena bangun, tidur, makan, dan solat di jam yang sebelas-duabelas lah selama 365 hari. Jadi, bersyukurlah! At least setelah merasakan tinggal di sini dan bolak-balik beradaptasi, i find it more convenient to be in Indonesia hehehe

Well, if you ask, musim apa yang paling aku suka.. I will choose spring. Itu kayak titik balik banget setelah winter yang cukup menyiksa karena dingin dan bikin kulit kering. Akhirnya bisa terpapar angin sejuk dan bisa liat matahari lebih lama lagi.

 

♥ Atiqah Zulfa Nadia

 

Advertisement

North Wales: Places to Visit

Berhubung aku anaknya lemah banget di pelajaran sejarah dan geografi, sebelum sampai di UK, aku ngga tau apa-apa tentang negara Wales. It is obviously not as popular as England. Tapi scenery-nya indah banget! Bahkan beberapa tempat di sana termasuk dalam UNESCO world heritage sites. If you fancy to go traveling in a not so urban area and would like to enjoy the nature, North Wales is definitely a place that you must visit.

Isle of Anglesey

Menginjakkan kaki di negara Wales yang terletak di luar daratan England adalah salah satu tujuanku di liburan ini. Untuk menuju ke Isle of Anglesey, kita harus melewati jembatan yang menyebrangi lautan. Salah satu iconic structure di pulau ini adalah Menai Suspension Bridge yang bisa dilalui dengan mobil ataupun jalan kaki. I did not have any guts to cross the bridge by my own feet, ngeri juga karena setiap dilewati mobil, jembatannya akan sedikit goyang. Jembatan ini, waktu baru selesai dibangun, adalah suspension bridge terbesar di dunia. No wonder this bridge is so famous. By the way, aku ngga bisa jelasin apa itu suspension bridge hehehe, kalau penasaran boleh googling sendiri ya 😀

IMG_9900
The name is way too long and to my surprise, it has a meaning!

Yang paling menarik dari Isle of Anglesey adalah sebuah desa yang namanya panjang banget. The longest in Europe! Apart from the unique name, desa ini sebenernya seperti desa lainnya. Isle of Anglesey juga punya sebuah castle bernama Beaumaris Castle di pinggir laut. Di perjalanan menuju kastil, aku dan teman-teman melewati pusat perbelanjaan. By pusat perbelanjaan, i mean a street full of shops and restaurants. Aku suka banget model pusat perbelanjaan yang kayak gini, keluar-masuk toko-toko kecil di pinggir jalan (maklum anaknya terlalu banyak exposure dengan mall fancy berlantai tinggi di Jakarta).

Satu pelajaran dari perjalanan ke North Wales adalah: berburu sunset di waktu spring (yang rasanya masih kayak winter banget) adalah ide yang kurang baik. Pergi ke pantai di UK ngga sama kayak pergi ke Bali atau pantai-pantai di negara tropis. Pakaian harus lengkap dan kalau bisa yang windbreaker karena angin kencang khas pantai yang berhembus itu dingin. Ngga bisa pakai sandal juga ke pantainya. Aku dan teman-teman sampai di pantai kira-kira jam 5 sore, sedangkan sunset baru terjadi sekitar jam 7. Hampir beku karena kedinginan, kami pun memutuskan untuk menghangatkan diri di mobil dan say bye to sunset in Llandwyn Beach.

Snowdonia

Dari segala tempat yang ada di Wales, sepertinya Snowdonia adalah salah satu yang paling terkenal. Snowdonia itu adalah national park yang alamnya juara banget. Aku yang bukan pencinta alam aja terpukau. Pagi-pagi aku terbangun dan menyadari kalau semalam turun salju. It was so cold, tapi udaranya enak. Such a fresh air, berbeda dengan Manchester (and do not ever compare it to Jakarta). Buatku, Tuhan bener-bener menunjukkan kebesaranNya di Snowdonia. The scenery is totally amusing, even your most sophisticated camera won’t ever capture it the same way as when you see it bare eyes.

Duh. Jatuh cinta.

Trekking to the summit could have been nice if we’re prepared. Sayangnya, most of us adalah anak-anak lenjeh yang ngga punya pengalaman trekking sama sekali which means kami ngga punya equipment-nya juga. Akhirnya, kami naik kereta menuju ke 3/4 summit gunung Snowdonia. Fare keretanya £23 return dan kita diberi waktu 30 menit untuk jalan-jalan di sekitar pemberhentian kereta di puncak. I know it sounds a bit expensive, tapi itu worth it untuk semua keindahan yang bisa disaksikan di sepanjang perjalanan.

Waktu sampai di 3/4 summit, hujan es turun disertai dengan angin kencang. Ketika foto-foto pun mukanya meringis semua karena menahan sakit ditampar-tampar oleh kerikil es. Aku yang niatnya mau jalan-jalan jadi cuma bisa foto-foto sebentar lalu menghangatkan diri di dalam kereta. Angin yang kencang juga bikin pergerakan melambat. I was scared of falling down atau kebawa angin. Tangan dan kaki pun rasanya numb sepulang dari puncak. A perfect time for hot chocolate 😀

Aku dan teman-teman kemudian menghabiskan hari dengan menyusuri jalanan yang memutari taman nasional Snowdonia. To be honest, sebenernya kita lebih ke arah nyasar dan ngga sengaja menyusuri jalanan ini. Niatnya mau mengunjungi sebuah danau kece yang sampai detik ini kita ngga tau dimana letaknya. But, not all who wander are lost. Bahkan ternyata di jalanan yang tak terduga, kita jadi menemukan sesuatu yang indah. Serendipity, maybe? Or simply ketika segala sesuatu berjalan melenceng dari rencana yang kita buat, itu adalah cara Tuhan menunjukkan sesuatu yang lebih baik untuk kita.

A bit of information, di kawasan Snowdonia, agak susah cari restoran yang proper (by proper I mean semacam fast food atau chinese restaurant). Jadi kami harus ke kota lain untuk makan siang. Ngga jauh sih, paling hanya 20 menit perjalanan. So, consider this or pack your own lunch.

Portmeirion

Tempat ini adalah alasan utamaku main ke North Wales! I’m in love with pretty colors. Desa penuh warna ini sengaja di-design seperti desa-desa di Itali dan pernah digunakan untuk shooting tv series The Prisoner (ini kayaknya jadul banget sih, aku pun ngga pernah denger hehe). Harga entry-nya adalah £11 untuk students dan bisa sepuasnya main di sana. Snap here, snap there. Pokoknya kerjaannya foto-foto aja di sana cause it’s so pretty! Ada penginapan dan restoran juga di kawasan ini, in case you plan to stay here for a while.

Once again, jatuh cinta.

 

Great Orme

Kayak belum cukup mataku melihat warna-warna segar di Portmeirion, tempat selanjutnya yang aku dan teman-teman kunjungi adalah Great Orme. Sebuah bukit di pinggir daratan. Kalau berada di puncaknya, aku bisa melihat laut lepas. Perpaduan warna hijau rerumputan bukit dan birunya laut dan langit di batas horizon bener-bener seger banget. Lelahnya menatap jurnal dan laptop langsung hilang. Seperti biasa, kalau ada di dataran tinggi, anginnya kenceng dan dingin. But that did not stop me from posing an taking a lot of pictures (for sure).

Llandudno Pier

Beach again, kali ini di pagi hari. Mataharinya hangat dan banyak orang akhirnya keluar rumah untuk menikmati kehangatan. They definitely don’t take the sun for granted. Aku berjalan menyusuri pier (bahasa Indo-nya pier tuh apa ya?) sendirian sambil melihat orang-orang berjalan bersama anjingnya atau bersama keluarganya. Such a lovely sight. Terutama banyak pasangan lansia yang super sweet.

Di sepanjang pier banyak toko-toko yang menjual makanan, minuman, souvenir, dan lain-lain. Pokoknya semacam pasar deh. Aku membeli donat kemudian duduk di salah satu bangku di ujung pier sambil menikmati birunya laut yang mengkristal karena terkena cahaya matahari. It was so relaxing. Indeed, liburan itu perlu banget. Apalagi untuk orang-orang yang kesehariannya punya ritme hidup yang cepat.

Aku dan teman-teman lumayan lama bermain di sekitar Llandudno pier. Menikmati udara segar dan pemandangan indah. Anyway, di sana banyak burung dari berbagai spesies. They are beautiful dan seru banget melihat mereka terbang bergerumul.

Smallest House in Great Britain

This is the last place that i’m going to share in this post. Waktu pertama lihat informasi tentang tempat ini, aku langsung penasaran kayak apa isinya. Setelah masuk dengan membayar £1, ternyata rumahnya fine kok. It’s a real house for a real human being. Tapi ukurannya kecil, ngga sesempit yang aku bayangkan dan untuk janga waktu yang sebentar ngga bikin sesak nafas juga. In fact, I think it must be very comfortable to live there. Sederhana, hangat, walaupun pastinya sepi karena cuma muat untuk satu orang hehehe.

DSCF0363DSCF0370

Aku yakin sih ada banyak tempat menarik lainnya di North Wales yang belum sempat aku kunjungi. But I hope this much is enough to inspire your trip to North Wales. If you’re about to travel to UK, i know London is fancy and is a must, but do visit North Wales too. You’re going to find a lot of gems here. Enjoy 😀

 

♥  Atiqah Zulfa Nadia

North Wales: Pre-Departure

Holiday time! Saatnya menggunakan uang tabungan untuk jalan-jalan di UK. My ambition so far is to visit all countries in UK, dan perjalanan ke Wales saat Easter break kemarin meninggalkan Northern Ireland sebagai satu-satunya negara di UK yang belum aku datangi. So, I visited Wales yang masih satu daratan dengan England. Aku menghabiskan 4 hari 3 malam di sana dan fokus muter-muter di bagian utaranya aja. Letaknya di sebelah barat dari Manchester dan hanya sekitar 2-3 jam perjalanan untuk sampai di sana. Ini road trip pertamaku di UK. It was so fun since day one, bahkan sejak mulai membuat itinerary.

Aku pertama kali jatuh cinta dengan North Wales waktu melihat foto temanku di Portmeirion, sebuah desa warna-warni di pinggir laut. Dari situ, aku mulai mengajak dan memengaruhi teman-temanku untuk pergi kesana. Si A mengajak si B, si B mengajak si C sampai akhirnya berkumpulah tujuh orang yang excited banget mau berlibur di North Wales.

Itinerary

Aku anaknya suka membuat planning, like literally for everything. I rarely come late to an appointment unless I plan to (LoL). Untuk perjalanan kali ini, aku mostly merujuk pada website visit Wales dan melihat top attractions yang ditawarkan. Website-nya helpful banget dan interface-nya menarik, something I definitely wish to be present in Indonesian tourism websites. Sekali dua kali aku double check ke trip advisor supaya lebih yakin kalau tempatnya memang recommended. Yang paling menarik adalah, sebagian besar nama daerah ataupun tourist attractions yang aku dan partner membuat itinerary-ku lihat, ngga bisa kami pronounce dengan benar. Bahasa Wales itu didominasi oleh konsonan sehingga ngga paham gimana harus melafalkannya. We ended up saying “bwlewlelebwele” all the time.

Sewa Mobil

Banyak orang yang ngga percaya waktu aku bilang kalau SIM Indonesia itu berlaku selama satu tahun di UK (SIM biasa, it doesn’t have to be international driving license). I don’t quite know why, mungkin karena we drive in the same side of the road. Oh ya, di sini orang-orang bukan menyebut setir kiri atau setir kanan kayak di Indonesia (which is literally letak setir mobilnya), melainkan menyetir di sebelah kiri jalan atau menyetir di sebelah kanan jalan (letak mobil berada kalau di jalanan). So, di Indonesia dan di UK sama-sama drive in the left side of the road (berarti setirnya ada di kanan). Ok, not so important but I hope it’s nice for you to know hehe.

Jadi, selama punya SIM dan belum lebih dari satu tahun tinggal di UK, we all are eligible to rent a car. Tapi, umurnya harus di atas 22 tahun dan driver dengan umur di bawah 25 tahun dikenakan surcharge. Plus, harga insurance-nya lebih mahal. Pilihan mobilnya pun lebih sedikit. Young driver cuma bisa pinjam mobil tipe city car yang maximum seat-nya adalah 5. Sounds funny to me, secara dulu waktu umurku belum 20 tahun aja aku udah nyetir mobil tipe SUV. Well, anyway, sewa mobil itu harganya sekitar £60-an per hari (belum termasuk surcharge dan insurance). Jadi, tipsnya kalau mau road trip adalah: cari teman jalan-jalan yang umurnya udah lebih dari 25 tahun supaya lebih hemat dan bisa nyewa mobil besar.

Booking Hotel

Kendala jalan-jalan tanpa punya teman di daerah yang akan kita kunjungi adalah harus keluar uang untuk biaya penginapan. Sebagai mahasiswa yang hemat, kami mencari penginapan yang murah meriah, yaitu hostel dan airbnb. Selama tiga malam, kami menginap di tempat yang berbeda-beda setiap harinya. Harganya bervariasi dan yang paling murah adalah £15 per malam untuk satu orang. Menurutku, semua penginapan yang aku tumpangi selama liburan ini memuaskan banget.

Itu semua adalah hal-hal yang aku dan teman-teman persiapkan sebelum berangkat ke North Wales. If you got any questions, just drop me a line and I’d be happy to answer 😀 Next post adalah tentang tempat-tempat yang aku kunjungi selama liburan kemarin. Read on!

 

♥ Atiqah Zulfa Nadia

 

April 29, 2016

She believed she can so she did.

29 April 2016. Tanggal yang penuh makna buatku. Tanggal di mana untuk pertama kalinya aku melakukan sesuatu dan untuk terakhir kalinya pula melakukan sesuatu.

In fact, tinggal di Manchester membuat aku banyak mencoba hal-hal baru dan melakukan berbagai aktivitas untuk pertama kalinya dalam hidup. For the first time in forever. Dari mulai memasak berbagai masakan Indonesia yang mau ngga mau harus dibikin sendiri karena ngga ada yang jual (ayam kecap, cilok, bakso, bubur ayam, siomay, dan lain-lain), ikutan fashion show which is what i have been wanting to do for a long time, pengalaman pertama hujan es, jualan masakan sendiri, belanja tanpa plastic bag, road trip sama teman-teman, my very first Pecha Kucha which I enjoyed so much, nge-MC, nari saman di atas panggung, working with client, ngajar ngaji anak-anak, stayed in library for the whole night, dan masih banyak lagi….. I didn’t know why i took quite lot of opportunities and responsibilities. Perhaps it’s because I’m afraid that it was the only chance I got.

It’s the first of May now. Dan 29 April kemarin adalah hari terakhir perkuliahan. No more classes, no more presentations, no more workshops. Only assignments and dissertation left. Acara Indonesian Cultural Festival yang persiapannya dimulai sejak awal tahun pun diselenggarakan di tanggal yang sama. Kegiatan latihan, urus ini-itu, dan nugas yang membuat hari-hariku ‘penuh’ akhirnya berakhir. But I enjoyed those moments the most and I was definitely happy.

From now on, there’s no more evening practice, no more interaction in the class with friends. We may barely meet each other. So, at April 29th 2016, I was both happy and sad. I was fully satisfied but also felt like something is missing.

Semuanya belum berakhir, i know. Aku masih punya sekitar 4 bulan lagi untuk belajar lebih banyak, untuk menumpuk semakin banyak pengalaman ‘for the first time in forever’, untuk menjalani hari-hari di Manchester dengan penuh makna sebelum akhirnya kembali pulang. It went so fast, didn’t it?

I personally a bit worried of how my marks are going to be this semester 😀 But, pada akhirnya, kuliah ke Manchester bukan sekedar kuliah dan mencari ilmu akademis. Itu bukan satu-satunya ukuran sukses. Nyatanya, aku mendapat lebih banyak dari itu, pengalaman, persahabatan, cerita, dan pelajaran tentang hidup. Kalau kata Einstein, try not to be man of success but rather try to be a man of value. Semoga dengan ilmu akademis dan pelajaran berharga lainnya yang aku dapat selama tinggal di Manchester, aku bisa memberi value untuk banyak orang di sekitarku.

Salam hangat dari Manchester (yang hari ini cukup hangat)

♥ Atiqah Zulfa Nadia

Blackpool Pleasure Beach

The theme park junkie is back!

HAPPY EASTER BREAK 😀

Aku memulai Easter break dengan mengunjungi salah satu theme park di England, which called Blackpool Pleasure Beach. Harga day pass-nya £15 karena sedang promo dan lokasinya terhitung dekat dari Manchester, makanya aku dan teman-teman memilih untuk bermain ke sana.

Don’t expect much, karena theme park ini bukan Disneyland dan umurnya udah cukup tua. It’s only a walking distance from the train station, you should get off at Blackpool Pleasure Beach Statio. Kesan pertama waktu melihat kawasan theme park-nya, i thought ‘it feels like I’m back to the 80s’. Terutama dari bangunannya. Mostly permainannya pun udah tua, honestly it looks older than Dufan, walaupun ada beberapa wahana yang dari struktur dan penampilannya terlihat baru.

IMG_9504

Aku excited banget karena ada banyak roller coaster di sana. Salah satunya adalah roller coaster yang track-nya panjang banget. Sayangnya aku ngga sempat nyobain, karena hari itu theme park tutup lebih awal dan antriannya panjang banget. Salah satu roller coaster ride yang menarik buatku adalah roller coaster yang dipadukan dengan slides. Jadi saat meluncur turun, keretanya ngga lagi berjalan di atas rel melainkan sliding (ngga ada relnya, bener-bener kayak main perosotan di waterboom). I wonder how that works.. kapan-kapan i will ask my friend who loves physics that much to explain it to me hehe

Selain beragam roller coaster, ada wahana Nickelodeon yang colorful dan sangat cerah ceria. Mostly permainan di Nickelodeon Land adalah permainan untuk anak-anak. But still, i love bright colors!

IMG_9373

Ada beberapa permainan yang bikin pusing juga di sana, which i hate the most. Bukan hanya di Blackpool, di mana pun theme park-nya, aku ngga pernah suka dengan permainan yang diputer-puter jungkir balik. It feels like a never ending torture. Biasanya permainan jenis itu durasinya akan lama and you never know when will it ends. I prefer fast rides, always.

Seusai puas main-main (well, ngga akan pernah puas sih sebetulnya), aku dan teman-teman nyebrang sedikit untuk melihat pantai. Jangan pernah membandingkan pantai di Indonesia dengan pantai di UK. They’re different in many ways. Tapi yang menarik adalah kami bisa melihat sunset di depan mata hari itu. Melihat tiap perubahan warna langit dari biru, ke jingga, ke abu-abu. It was a wonderful evening 🙂

IMG_9547

 

♥ Atiqah Zulfa Nadia

Back to Uni Part 1

Ngga terasa sekarang aku udah 6 bulan di Manchester. Tandanya, hanya sisa 6 bulan lagi masa studiku di sini. Semester kedua akan berakhir dalam 2 bulan dan masa-masa kritis, alias disertasi akan dimulai. Having been through it all, kali ini aku mau sharing tentang persiapan kuliah di luar negeri. Sebetulnya ini adalah lanjutan post yang aku buat beberapa bulan yang lalu tentang the real deal of studying overseas. Untuk kamu yang udah baca dan akhirnya memutuskan untuk berkuliah di luar negeri, semoga post ini bisa membantu kamu dalam menyiapkan segala requirements-nya 🙂

Do the Homework: Browse the Internet

Hal pertama yang wajib kamu lakukan adalah: browse the internet untuk mencari kampus dan jurusan yang kamu minati. Ada ratusan jurusan berbeda yang ditawarkan oleh universitas-universitas di seluruh dunia. Master degree is a big deal, jadi jangan asal-asalan memilih. Pastikan kamu memang tertarik banget dengan jurusannya, supaya belajarnya pun lebih enjoy. Beberapa jurusan ngga mengharuskan mahasiswanya datang dari jurusan yang sama, contohnya jurusanku (Innovation Management and Entrepreneurship). Jadi kamu bisa lebih bebas mengeksplor berbagai bidang ilmu. Tapi, menurutku kamu juga harus consider kira-kira nantinya kamu bisa seberapa cepat catch up dengan materi yang diajarkan. Or else, you have to work harder than anyone else (and I’m not saying that this is a bad thing).

Biasanya di setiap website university, ada contact yang bisa dihubungi kalau kamu ingin bertanya lebih lanjut tentang suatu hal. Do not hesitate to contact them. Atau, kamu bisa berkunjung ke pameran pendidikan luar negeri yang diadakan di Indonesia untuk bertanya langsung ke representatifnya. Tips aku untuk kalian yang mau datang ke pameran pendidikan, cari tahu dulu kampus apa aja yang datang di sana and then do your homework: browse the internet. Kamu sebaiknya punya target stand university apa yang mau kamu datangi dan apa yang mau kamu tanyakan (which should be beyond the information that you can look up in the internet).

Persiapan Dokumen

Setelah menentukan target jurusan dan universitas (do have more than one, just in case), saatnya menyiapkan dokumen. Ada tiga hal umum yang pastinya akan kamu butuhkan: nilai IELTS, ijazah dan transkrip nilai, dan paspor. Di section berikutnya aku akan membahas lebih detail tentang IELTS. Untuk ijazah dan transkrip, ngga usah khawatir kalau nilai akademik kamu kurang bagus. Persyaratan untuk bisa mendapat unconditional offer ngga harus lulus dengan predikat cumlaude, bahkan dengan IPK di bawah 3.0 pun bisa apply dan punya kesempatan untuk diterima di universitas yang dituju. Tapi bukan berarti jadi bisa santai-santai dan ngga peduli dengan nilai sewaktu kuliah S1. Soalnya, untuk bisa mendaftar beasiswa (LPDP, misalnya) butuh IPK at least 3.0. Dan semakin tinggi IPK-nya, semakin bisa stand out application kita dibanding application orang lain. Jangan lupa yaa, transkrip dan ijazah harus ditranslate ke dalam bahasa Inggris.

Beberapa kampus ada yang akan meminta surat rekomendasi saat pendaftaran. Ada juga yang require calon mahasiswanya untuk membuat motivation letter. Tipsnya untuk kedua jenis dokumen ini adalah jujur. Well, this sounds too naive, tapi aku termasuk orang yang ngga tenang kalau menulis rekomendasi dan motivation letter dengan dibuat-buat dan lebay. I try to be true to myself and be realistic. Aku ngga menulis “I’m going to make Indonesia as the next Silicon Valley” karena aku ngga punya cita-cita itu, walaupun motivasi seperti itu tentunya akan dilihat sebagai motivasi yang besar. I wrote my dream to have a culinary business instead.

IELTS

Tes IELTS yang aku kerjakan di tahun 2014 lalu sepertinya agak berbeda dengan IELTS yang berlaku saat ini (setauku untuk keperluan visa, sekarang harus punya sertifikat IELTS UKVI). Aku ngga terlalu paham apa bedanya, tapi semoga yang aku tuliskan disini masih relevan dengan keadaan sekarang. Aku dulu mengikuti kelas IELTS preparation, soalnya aku ngga tau sama sekali soal-soal IELTS itu seperti apa. Menurutku, ikut prep atau ngga ikut prep itu sama aja dan masing-masing ada benefits dan drawbacks-nya.

Kalau ikut prep, aku merasa jadi lebih bisa disiplin karena ada tugas jadi dipaksa untuk latihan dan at least setiap minggu ada ilmu baru yang dipelajari. Selain itu, menurutku yang paling valuable adalah aku bisa mendapat feedback dari orang yang emang paham tentang IELTS (guruku). Dari feedback itu (terutama untuk writing dan speaking section, yang ngga ada kunci jawabannya), aku jadi lebih percaya diri dan tau di bagian mana aku masih perlu improvement.

Kamu pasti akan punya waktu yang lebih fleksibel kalau ngga ikut prep (selama 2 bulan aku menghabiskan sepanjang hari Sabtuku di tempat les). Dan pastinya ngga ada biaya yang harus dikeluarkan untuk ikut programnya.

Ketika udah tes IELTS dan mendapatkan sertifikat, kalau bisa segera daftar ke universitas. Sertifikat IELTS itu ada masa berlakunya, sayang kan kalau udah bayar tes mahal dan mendapat nilai yang bagus tapi tiba-tiba hangus karena expired sebelum terpakai..?

Education Agent

Setelah semua persiapan komplit, saatnya mendaftar ke universitas tujuan. Proses pendaftaran bisa dilakukan sendiri atau melalui agent. Fyi, agent ini free of charge dan akan membantu proses pendaftaran sekolah sampai aplikasi visa. Ada cukup banyak education agent di Indonesia dan yang aku cukup familiar adaha SUN dan IDP. Ngga semua university bekerja sama dengan salah satu atau semua agen, jadi kalau kamu tertarik untuk apply via agent, cari tahu dulu apakah agent itu memiliki partnership dengan universitas tujuan kamu.

Aku pernah apply sendiri dan via agent. Menurutku ngga beda jauh experience-nya. Tapi untuk masalah pengurusan visa, assistance dari agent itu sangat membantu. Soalnya, pengurusan visa (terutama UK) cukup kompleks dan strict.

Finansial

Ngomong-ngomong masalah visa, itu terkait banget dengan masalah finansial. Kalau kamu berencana untuk self-funding, kamu harus aware bahwa jumlah uang yang akan digunakan untuk biaya sekolah dan living cost selama di luar negeri itu harus mengendap di tabungan (boleh tabungan kamu atau tabungan orangtua) selama beberapa waktu. Pelajari betul-betul persyaratan visa dari negara tujuanmu. Be aware of the fluctuative exchange rate, too.

Kalau kamu adalah pencari beasiswa, worry not! Karena sekarang ada LPDP (well, jaman sekarang siapa sih yang ngga tau LPDP?) dan ada juga pilihan beasiswa dari government negara yang mau kamu tuju. Chevening untuk UK dan Australian Awards untuk Australia, misalnya. Seek for information, terkadang university juga punya program beasiswa atau bursary (potongan biaya tuition fee) untuk mahasiswanya. Try all chances.

Okay guys, itu adalah persiapan yang harus kamu planning sebelum berangkat kuliah di luar negeri. I still have some more to discuss, so wait for my next post 🙂 Thanks for reading!

 

♥ Atiqah Zulfa Nadia

Presentation Tips

Skill presentasi adalah kemampuan yang penting untuk dimiliki semua orang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), presentasi memiliki empat pengertian yaitu 1 pemberian (tentang hadiah); 2 pengucapan pidato (pada penerimaan suatu jabatan); 3 perkenalan (tentang seseorang kepada seseorang, biasanya kedudukannya lebih tinggi); 4 penyajian atau pertunjukan (tentang sandiwara, film, dan sebagainya) kepada orang-orang yang diundang. Tips presentasi yang akan aku berikan di sini adalah presentasi dalam arti penyajian, terutama penyajian suatu materi di depan orang banyak which is akan sering dilakukan di masa sekolah, kuliah, dan kerja.

Tips ini aku dapat dari mentorku waktu internship di Thailand, beberapa hari sebelum aku maju untuk presentasi hasil magangku di sana. It’s a brief and fairly straightforward tips. Saat menyampaikan suatu materi (presentasi) selalu ingat urutan ini: tell them (your audiences) what you’re going to tell them, tell them, tell them what you told them. Tips ini akan sangat memengaruhi struktur presentasi kita. Setelah membuka dengan sapaan yang hangat dan bersemangat plus memperkenalkan diri (kalau audience-nya belum kenal dengan kita), sampaikan secara singkat konten atau agenda presentasi yang akan di-deliver. This means, slide yang berisi list konten presentasi jangan sampai terlewat. It really helps us to create the slides as well, ensuring that we stick to that content list and never go out of the scope.

Step kedua adalah tell them. Di bagian ini saatnya go deep in detail untuk setiap poin di konten presentasi. This is basically the main show. Seringkali orang-orang memasukkan begitu banyak hal di bagian ini, which sometimes unnecessary. Be detail and concise, jangan bertele-tele. Too much words di slide juga bukan hal yang bagus karena akan mendistraksi audience dari mendengarkan menjadi membaca. Put some points only on the slides and then it’s our job to tell the story.

969674_4361865985121_600547262_n

Sebagai penutup, wrap up the presentation dengan merangkum hal-hal yang udah kita sampaikan. It seems that we say the same thing for 3 times, but it’s a good thing. Konon, secara psikologis itu akan membuat audience merasa convinced dengan apa yang kita sampaikan dan menurutku pribadi itu akan membuat audience yang sempat terdistraksi di tengah presentasi jadi ngga ketinggalan overall content dari presentasi kita.

Simple things, aren’t they? Semoga bisa dipraktekkan segera dan bermanfaat 🙂 Good luck!

 

♥ Atiqah Zulfa Nadia

Ethics and Norms

Dua orang sahabatku sekitar sebulan yang lalu ngga sengaja meninggalkan barang berharga mereka di bus kota di Manchester. Kerennya, mereka berdua berhasil mendapatkan kembali barang tersebut (dompet dan handphone) which can hardly happen kalau kejadiannya dialami di Jakarta. Mayoritas bus di Manchester dikelola oleh perusahaan bernama Stagecoach dan perusahaan ini memiliki mekanisme lost and found yang baik. Kedua sahabatku bisa melakukan pengaduan dan diminta untuk expect result-nya selama 3 hari. Kalau setelah 3 hari barangnya belum ditemukan juga, maka pihak pengadu diminta untuk ikhlas merelakan barang yang ia laporkan hilang.

But after all, mekanisme itu ngga akan bisa berjalan mulus tanpa adanya support dari masyarakatnya sendiri. Di dalam satu bus yang penuh bisa terdapat lebih dari 50 orang dan mereka naik-turun silih berganti. Meskipun ada cctv di dalam bus, akan sulit untuk mendeteksi siapa yang kira-kira mengambil barang yang tertinggal oleh pemiliknya. Jadi kesimpulanku adalah warga Manchester itu punya etika dan norma yang baik. Mereka ngga mengambil barang yang bukan milik mereka. Walaupun harus aku akui ngga semua warga Manchester kayak gitu, karena Manchester adalah kota dengan tingkat kriminalitas yang tinggi.

Norma dan etika ini bisa dilihat juga dari penerapan self check-out di banyak supermarket. Self check-out adalah fasilitas kasir self service dimana setiap pembeli meng-scan barang belanjaannya sendiri, termasuk menghitung sendiri berapa banyak kantong plastik yang ia beli (peraturan kantong plastik berbayar ini udah dimulai sejak sekitar bulan Oktober tahun lalu). Setiap item tentu ada barcode-nya dan kalau ada barcode yang belum di-scan pasti akan men-trigger sensor yang terletak di pintu supermarket untuk berbunyi. Tapi, ada beberapa item yang dijual tanpa barcode, seringnya fresh bread, sayur, dan buah sehingga pembeli harus meng-input jenis roti atau buah dan sayur yang dibeli beserta jumlahnya. Kebayang ngga sih kalau banyak orang yang curang dan ngga meng-input item yang ngga ber-barcode ke dalam daftar belanjaan mereka?

I’m not saying orang Indonesia ngga punya moral dan etika yang baik lho! Tapi aku merasa belum merata aja kesiapan orang-orang Indonesia untuk bisa seperti di sini hehehe. Yuk makanya kita harus semangat membangun bangsa yang lebih baik lagi, dimulai dari diri sendiri dan orang-orang terdekat 😀

 

♥ Atiqah Zulfa Nadia

Belajar Berdagang

Berawal dari wejangan seorang teman sekelasku, aku sedikit demi sedikit menyicil persiapan bisnis kuliner yang sejak lebih dari setahun yang lalu aku rencanakan. Tiba-tiba seminggu yang lalu temanku bercerita bahwa ia akan membuka stand makanan di Indonesia Winter Food Bazaar dan bersedia kalau ada partner yang mau join. Betul kata orang, opportunity comes to those who prepare. Aku pun langsung deal saat itu juga kalau aku mau ikut patungan membeli stand dan berjualan di sana. Kami akhirnya berjualan berempat, setelah menarik dua orang teman lain untuk bergabung.

Aku meniatkan eksperimen berdagang yang pertama kalinya ini sebagai proses belajar, bukan 100% untuk dapat untung. Walaupun aku tetap berharap dapat untung juga supaya first impression-nya bagus dan aku semangat untuk terus berdagang di kemudian hari. Aku merasa udah terlalu lama menunda untuk memulai berbisnis dan salah satu resolusiku di tahun 2016 adalah: no wacana. Bismillah, kesempatan yang datang tanpa dikira-kira itu langsung aku ambil.

Try everything and fail fast

Sebelum betul-betul terjun ke dunia berdagang dan bisnis, aku perlu punya pengalaman dan perlu rehearsal. Aku juga harus yakin bahwa ini adalah hal yang aku pengen lakukan setiap hari seumur hidupku seusai studi S2 nanti. Dan kesempatan ini adalah ajang gladi resik dan re-konfirmasi cita-cita dan tujuan hidupku.

Aku memulai dengan prinsip stay within my affordable loss. Affordable loss-ku saat itu adalah menjual makanan yang kalau ngga laku, aku bisa menghabiskannya sendiri (bisa disimpan dan bisa aku makan nantinya) dan modal yang ngga lebih dari £40. 

Mempersiapkan dagangan itu capek. Tidur larut, bangun pagi demi semua masakan matang tepat waktu. Menjualnya pun bukan perkara mudah. Dari mulai banyaknya pilihan (kompetitor, walaupun kita ngga secara langsung berkompetisi), calon pembeli yang gagal beli, dan lain-lain. Awalnya pun deg-degan, takut jualannya ngga laku. Tapi alhamdulillah satu persatu ada yang beli juga, meskipun supply tetep melebihi demand. Tapi toh even the most profitable company in the world aja ngga selalu terjual habis barang dagangannya, ya kan?

Profit yang aku dapat dari jualan kemarin lumayan banget. Bisa untuk nambahin uang liburan easter break nanti. But that’s not the most important thing.

  

Intinya I’m so glad i took the chance dan memulai ini semua. There’s a satisfaction which is hard to be explained when someone buy what you sell. Dan yang juga penting, harus ramah dengan pembeli ataupun calon pembeli. Courtesy and friendliness are kings. 

Aku belum jadi expert di bidang wirausaha dan jalanku masih teramat panjang. And hopefully, I won’t ever stop 🙂 see you soon on September!

Ps. Follow ya instagram @sourceofblessings thank you!

❤️ Atiqah Zulfa Nadia

York

I’ve been to York twice. First time i went there was with my family and the second one with my friends in uni. York is indeed a beautiful city, the one you’ll never get enough of. It is situated in the north of England, just after Leeds if you go there from the south. Traveling within York, most of the tourist attractions can be reached by walking. Come, read this post till the end, i’ll show you around 🙂

Railway Museum

Five minutes walk from the York train station, you can enter the Railway Museum for free. It’s a big museum with lots of train locomotives, even one of the exhibition room is designed like a train station. It has great spots to take a picture, so if you’re not that museum-type of person you can just take pictures all around the museum. Once in a while, the museum also offers a demonstration of train machine. Probably an interesting experience for a mechanical engineer.

IMG_7380

York City Walls

I already told you that you can go around York by walking and one thing you shouldn’t miss while walking in York is to walk on the York City Walls. It’s not something fancy like the Great Wall of China, but it’s nice to know. You can see the city from a higher level of surface. The wall pretty much surrounds the whole city area. But if you want to walk around and see some local shops, it’s better to walk in the pedestrians as there are only several gates to enter and get out from the wall.

IMG_7693

Clifford’s Tower

This is one of the icons of York. A tower located in a small hill, which is formerly a part of York Castle. If you want to enter the tower, you have to pay £5. I didn’t get in but of course i took a picture from the outside.

IMG_7454

York Castle Museum

Located just across the Clifford’s Tower, a huge museum called Castle Museum is a must visit place! The admission fee is quite expensive (£10) but trust me it’s worth it. A very well-managed museum with interesting exhibitions. They are basically the history of York, but the museum recreated the whole old city inside a building. You can see how the shops, bedrooms, school, and even jail look like in the past.

On my way from York Castle Museum to the next place that i visited (York Minster), i passed through the authentic York’s small road full of shops. It’s just like being in Diagon Alley. I also passed York Viking Museum (Jorvik Viking Centre) and York Chocolate Story.

IMG_7539

York Minster

York Minster is a famous cathedral in York, also known as St Peter’s Cathedral. I met a local on the train to York and he really recommend my friends an I to enter the cathedral and go to the tower. However, due to a limited time and also because it’s expensive to go inside, we just walked around it. The architecture of the cathedral is pretty similar to Notre Dame in France, it has several Gargoyle statues (which actually there to convey water from the roof, preventing it from running down the walls although there is also a legend that the Gargoyle is there to scare evil spirits). Even though I’m a Muslim, i always admire the architecture of cathedral and other religion’s prayer building. They all were built so beautifully.

IMG_7548

St Mary’s Abbey

A huge garden for people to chillax (chill and relax). Lucky me, i went there when it was so sunny. I embraced the sunlight, and sun is also good for taking pictures! The abbey is already ruined now, but still it’s beautiful with a lake on its side (or is it a river?).

IMG_7615

Betty’s Cafe Tea Room

This tea place is so popular and i suggest you to reserve a place (if possible?) or be there early because it has a very long queue. My friends and I finally ended up in a local small cafe which serves the best hot chocolate ferrero rocher (I didn’t order this one but my friends said it was sooo good).

I also bought some hot pastries in a bakery near Betty’s (too bad i forgot the name) but it was so delicious with pretty good deal: 2 for £2.

York’s Designer Outlet

If you have plenty of time in York (and also not on a tight budget), do have a visit to York’s Designer Outlet and get the best price for your favorite brands! You have to take a bus to get to the outlet right from the train station. If you’re lucky, you can get a lot of stuffs with a lot less money spent 😀

 

There you go, would you fancy a visit to York? Well, you should. Have a nice stroll!

 

♥ Atiqah Zulfa Nadia